Contoh Kebijakan Pelecehan Seksual #1
Posisi dari [nama
perusahaan] dianggap pelecehan seksual apabila berbentuk perilaku yang tidak
senonoh yang merusak keutuhan hubungan pekerjaan. Semua
karyawan memiliki hak untuk bekerja di lingkungan yang bebas dari segala bentuk
diskriminasi dan perilaku yang dapat dianggap sebagai pelecehan, kekerasan,
atau gangguan, termasuk pelecehan seksual. Setiap
orang yang melakukan perbuatan pelecehan akan dikenai tindakan disipliner,
mulai dari peringatan hingga pemutusan hubungan kerja.
Apa saja yang
dimaksud dengan pelecehan seksual?
Pelecehan seksual
didefinisikan sebagai segala bentuk tindakan seksual fisik, verbal, maupun
visual yang tidak diinginkan, permintaan untuk melayani seks, dan perilaku
berorientasi seksual lainnya yang bersifat menghina atau tidak menyenangkan,
namun tidak terbatas pada: julukan, hinaan, atau komentar yang tidak senonoh,
cercaan, atau gerak tubuh, serta juga poster, kartun, gambar, atau lukisan yang
tidak sopan.
Kapan suatu
perilaku tidak dikehendaki atau dianggap melecehkan? Perlakuan seksual yang tidak dikehendaki (baik lisan maupun fisik), segala
permintaan untuk melakukan, atau perilaku seksual lisan maupun fisik dianggap
sebagai pelecehan seksual apabila:
·
penyerahan
diri tersebut baik secara terus terang atau tidak merupakan syarat yang
berkaitan dengan urusan kepegawaian (misalnya, promosi, pelatihan, jam kerja,
atau tugas lembur)
·
penyerahan
diri atau penolakan terhadap perilaku digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan berkaitan dengan urusan kepegawaian (pengangkatan pegawai, promosi,
pemutusan hubungan kerja)
·
perilaku
memiliki tujuan atau pengaruh terhadap kinerja pekerjaan karyawan atau
menciptakan lingkungan yang bersifat menakuti-nakuti, bermusuhan, atau
menyakitkan hati.
Apa saja yang bukan
pelecehan seksual? Pelecehan seksual tidak mencakup segala
pujian sekali-sekali yang sifatnya bisa diterima secara sosial. Pelecehan
seksual adalah perbuatan yang tidak diinginkan, yang bersifat menghina
individual, yang meremehkan atau merendahkan moral, dan tentu saja yang
mempengaruhi keefektifan kerja.
Apa saja yang harus
saya lakukan apabila saya dilecehkan secara seksual? Apabila Anda merasa bahwa Anda telah menerima perlakuan yang melecehkan
secara seksual, laporkan segera ke pemilik [perusahaan] atau atasan lain. Lebih
disukai untuk membuat laporan secara tertulis, namun Anda dapat menyertakan
atau menindaklanjuti laporan tertulis dengan laporan lisan.
Apabila atasan Anda
merupakan sumber permasalahan pelecehan seksual, laporkan perilaku kepada
atasannya atau langsung ke pemilik [nama perusahaan].
Identitas Anda akan
dilindungi dan Anda tidak akan mengalami balas dendam atas laporan tersebut.
Apa saja yang
terjadi setelah pengaduan dibuat?
Dalam [angka] hari setelah
pengaduan tertulis dibuat, atasan, atau orang lain yang ditunjuk oleh pemilik
perusahaan, akan menyelidiki pengaduan tersebut. Orang
tersebut akan berbicara dengan saksi yang ada dan akan berbicara dengan orang
yang disebut di dalam pengaduan Anda.
Nama Anda akan dilindungi
terhadap kemungkinan pengungkapan sejauh mungkin.
Tergantung pada
keruwetan penyelidikan, maka Anda akan dihubungi dalam [angka dan ukuran waktu
(misalnya, empat hari, dua minggu, satu bulan)] tentang status pangaduan Anda
dan langkah apa yang akan ditempuh.
Contoh Kebijakan Pelecehan Seksual #2
[Nama perusahaan] percaya bahwa Anda harus diberi
kesempatan untuk bekerja di lingkungan yang terbebas dari pelecehan seksual.
Pelecehan seksual merupakan bentuk pelanggaran yang
merusak hubungan pekerjaan. Tidak boleh ada
karyawan, baik pria maupun wanita, yang boleh menjadi sasaran perbuatan seksual
yang tidak diinginkan atau yang tidak dikehendaki baik secara lisan maupun
fisik.
Pelecehan seksual adalah perbuatan yang tidak diinginkan,
yang bersifat ofensif terhadap individual, yang meremehkan atau merendahkan
moral, dan tentu saja yang mempengaruhi efetivitas kerja.
Perilaku yang mengandung pelecehan seksual dapat
berakibat tindakan disipliner, hingga dan termasuk pengakhiran.
Definisi
[Nama perusahaan] telah menerapkan, dan kebijakannya
didasarkan pada, definisi dari pelecehan seksual yang dijabarkan oleh Komisi
Kesetaraan Peluang Pekerjaan atau Equal Employment Opportunity Commission
(EEOC). EEOC
mendefinisikan pelecehan seksual sebagai perlakuan seksual yang tidak
dikehendaki, permintaan untuk melakukan kegiatan seksual, atau perilaku seksual
lisan maupun fisik bilamana:
·
penyerahan diri tersebut baik secara
terus terang atau tidak merupakan syarat yang berkaitan dengan urusan pekerjaan
Anda.
·
penyerahan diri atau penolakan perilaku
terhadap diri Anda digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan berkaitan
dengan urusan kepegawaian yang menyangkut diri Anda
·
perilaku memiliki tujuan atau pengaruh
terhadap kinerja pekerjaan Anda atau menciptakan lingkungan yang bersifat
menakut-nakuti, bermusuhan, atau menyakitkan hati.
Tanggung Jawab
Majikan
[Nama perusahaan] ingin Anda memiliki lingkungan kerja
yang terbebas dari pelecehan seksual oleh personal manajemen, oleh rekan kerja,
dan oleh lainnya di mana Anda harus berinteraksi dengan mereka selama Anda
bekerja sebagai karyawan [nama perusahaan]. Pelecehan
seksual khususnya dianggap sebagai tindakan melanggar hukum dan merupakan
pelanggaran terhadap kebijakan [nama perusahaan]. [Nama
perusahaan] bertanggung jawab mencegah terjadinya pelecehan seksual di tempat
kerja, untuk segera mengambil tindakan perbikan untuk menghentikan pelecehan
seksual di tempat kerja, dan untuk segera menyelidiki setiap dugaan pelecehan
seksual yang berkaitan dengan pekerjaan.
Prosedur
Pengaduan
Apabila Anda mengalami atau menyaksikan pelecehan seksual
di tempat kerja, laporkan segera kepada _________________.
Anda juga bisa melaporkan pelecehan ke salah seorang
anggota manajemen atau pemilik [nama perusahaan]. Semua
dugaan terhadap perbuatan pelecehan seksual akan segera diselidiki.
Sedapat mungkin, kerahasiaaan Anda dan para saksi dan
peleceh akan dilindungi dari pengungkapan yang tidak perlu. Apabila
penyelidikan sudah selesai, Anda akan diberitahu tentang hasil penyelidikannya.
Dilarang
Membalas Dendam
[Nama perusahaan] tidak mengizinkan adanya pembalasan
dendam yang berlatar belakang pekerjaan terhadap siapa pun yang menyampaikan
pengaduan adanya pelecehan seksual atau yang berbicara sebagai saksi di dalam
penyelidikan terhadap pengaduan pelecehan seksual.
Kebijakan
Tertulis
Anda akan menerima salinan dokumen kebijakan pelecehan
seksual [nama perusahaan] ketika Anda mulai bekerja untuk [Nama perusahaan].
Apabila kapan pun Anda ingin mendapatkan salinan dari
kebijakan ini, silakan hubungi ______________. Apabila
[nama perusahaan] mengubah atau menambah kebijakan pelecehan seksualnya, Anda
akan menerima salinan dari dokumen yang telah diubah atau ditambah tersebut.
Denda
Pelecehan seksual tidak akan dibiarkan di [Nama
perusahaan]. Apabila penyelidikan terhadap dugaan
pelecehan seksual menunjukkan bahwa telah terjadi pelecehan seksual, peleceh
akan terkena tindakan disipliner, hingga dan termasuk pemutusan hubungan kerja.
Panduan Penyelidikan Pelecehan
Biarkan
karyawan menjelaskan tuntutannya:
q
Dengarkan
tuntutannya. Jangan membuat komentar seperti, “Anda terlalu
melebih-lebihkan”.
q
Mengakui
bahwa menyampaikan pangaduan pelecehan merupakan hal yang sulit dilakukan.
q
Menjaga
sikap profesional.
q
Mengumpulkan
fakta; jangan terlampau cepat mengambil kesimpulan.
q
Tanyakan
siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana. Cari
tahu apakah karyawan takut terhadap balas dendam. Bagaimana
karyawan menginginkan cara penyelesaian masalahnya?
Melakukan
penyelidikan terhadap laporan – aturan umum yang harus diikuti:
q
Selidiki
segera. Penundaan atau penguluran waktu penyelidikan dapat
menyebabkan kesaksian menjadi semakin tidak dapat dipercaya.
q
Ingat
bahwa cara menangani penyelidikan itu sendiri dapat membuat suasana bermusuhan,
jadi dokumentasikan setiap langkah secara seksama.
q
Perlakukan
semua pengaduan secara serius – bahkan untuk laporan yang nampak sembarangan –
hingga Anda mendapat alasan untuk melakukan tindakan lain.
q
Jaga
kerahasiaan penyelidikan. Tekankan kepada mereka yang terlibat bahwa
diskusi Anda tidak akan diungkapkan kepada pihak yang tidak berkepentingan. Beri
peringatan akan adanya tindakan disipliner, jika perlu.
q
Batasi
jumlah orang yang dapat mengakses ke informasi. Sampaikan
secara tegas berdasar “kebutuhan untuk mengetahui”.
q
Ajukan
pertanyaan sedemikian rupa untuk mencegah pengungkapan informasi yang tidak
perlu. Misalnya, daripada bertanya, “Apakah Anda melihat
Paul telah menyentuh Joan?”, lebih baik bertanya, “Apakah Anda melihat
seseorang telah menyentuh Joan di tempat kerja yang membuatnya merasa tidak
nyaman?” Ingatlah – maksud dari penyelidikan adalah untuk
mengumpulkan fakta, bukan menyebarluaskan dugaan.
q
Apabila
ada lebih dari satu dugaan, perlakukan masing-masing dugaan secara terpisah.
q
Untuk
menghindari fitnah, jangan menyampaikan fakta atau hasil sebagai contoh kepada
pihak lain atau sebagai alat pelatihan.
Mewawancarai
pelapor (Dapat dilakukan ketika karyawan pertama kali melaporkan pengaduan):
q
Dapatkan
perincian yang spesifik.
q
Cari
tahu apakah ada pola yang dapat dibaca dari masa-masa sebelumnya atau perilaku
yang serupa ke karyawan lain.
q
Berikan
konteks khusus di mana pelecehan terjadi. Di
mana? Kapan?
q
Tentukan
pengaruh dari kelakuan terhadap pelapor.
Apakah ini bersifaf ekonomi,
non-ekonomi, dan/atau psikologis?
q
Tentukan
hubungan waktu antara peristiwa pelecehan, pengaruhnya terhadap pelapor, dan
waktu ketika pelapor membuat laporan.
q
Siapkan
urutan waktu secara terperinci.
q
Lakukan
analisis apakah mungkin ada peristiwa tertentu yang menjadi pemicu pembuatan
laporan, misalnya, promosi, penolakan pembayaran atau transfer.
q
Tentukan
apakah ada kemungkinan motif di pihak pelapor.
q
Cari
tahu apa saja yang diinginkan oleh pelapor.
q
Jelaskan
kepada pelapor bahwa tuntutan bisa sangat serius, yang akan membuat Anda
melakukan pemeriksaan secara seksama sebelum mencapai kesimpulan, dan bahwa dia
tidak akan mengalami balas dendam karena telah melaporkan.
q
Jangan
membuat pernyataan apa pun tentang karakter, performa pekerjaan, atau
kehidupann keluarga karyawan yang dituduh.
Mewawancarai
tertuduh:
q
Dapatkan
pernyataan dari tertuduh.
q
Identifikasilah
hubungan antara tertuduh dan pelapor.
q
Apakah
ada hubungan konsensual antara pihak-pihak tersebut? Berapa
lama mereka telah saling mengenal?
Adakah riwayat sosialisasi
kelompok atau pribadi?
q
Apabila
orang tersebut adalah atasan, tunjukkan jabatannya, dapatkan deskripsi
pekerjaan dari orang tersebut, dan tentukan tugas khusus individual pada waktu
terjadi pelecehan seksual yang dituduhkan.
q
Tentukan
apakah tertuduh menjadi pemimpin, atau bertanggung jawab atas pekerjaan orang
lain atau pelapor, atau memiliki otoritas untuk merekomendasikan pengambilan
keputusan pekerjaan yang mempengaruhi orang lain atau bertanggung jawab atas
pemeliharaan atau administrasi catatan orang lain.
q
Anda
bisa menduga bahwa tertuduh akan menyangkal tuduhan. Amati
reaksinya. Perlu dicatat apakah ada perasaan terkejut, marah
atau tidak percaya. Jelaskan rincian tentang dugaan dan
catatan tentang hal-hal yang tidak disetujui di antara kesaksian di kedua belah
pihak. Apabila tertuduh menyangkal dugaan, selidiki lebih
lanjut untuk menetapkan apa pun yang bisa menjadi pemicu pengaduan, misalnya
latar belakang, alasan, dan motivasi.
Mewawancarai
saksi:
q
Dapatkan
pernyataan dari saksi mana pun yang mendukung atau tidak mendukung dugaan
pelapor. Berhati-hatilah karena saksi sering enggan membuka
diri karena takut adanya balas dendam.
q
Yakinkan
kepada semua saksi bahwa kerja samanya sangat penting, bahwa kesaksiannya
bersifast rahasia, dan bahwa mereka tidak akan terkena balas dendam dari pihak
tertuduh.
Menyelesaikan
pengaduan:
q
Meminta
maaf atas insiden yang terjadi, apabila dianggap layak.
q
Saat
berusaha memperbaiki perilaku, hindari meminta pelapor agar bekerja di jam yang
tidak diinginkan atau di lokasi yang tidak diinginkan. Apabila
Anda menawarkan perpindahan tempat kerja bagi pelapor, cobalah mendapatkan
persetujuan dari pelapor dan pastikan bahwa jabatan di tempat yang baru pada
dasarnya sama dengan jabatan sebelumnya.
Ini akan membantu meyakinkan
bahwa pelapor tidak akan dihukum secara ilegal karena telah melaporkan adanya
diskriminasi atau pelecehan.
q
Pertimbangkan
tingkat keparahan, frekuensi, dan cakupan perilaku ketika menerapkan tindakan
disipliner terhadap peleceh. Ada beberapa pilihan tindakan disipliner,
antara lain:
— peringatan lisan dan tertulis
— teguran
— penskorsan
— masa percobaan
— pemindahan
— penurunan pangkat/jabatan
— pemberhentian
q
Saat
menerapkan tindakan disipliner terhadap tertuduh, segala bentuk tindakan yang
hampir berakibat pada pemberhentian harus disertai dengan peringatan bahwa
pelanggaran yang sama di masa mendatang dapat berakibat pada pemutusan hubungan
kerja langsung. Apabila tidak ada tindakan yang diberikan,
dokumentasikan alasannya.
q
Berikan
penyuluhan dan pelatihan perbaikan tentang pelecehan seksual, jika dianggap
layak. Juga cari kesempatan untuk mengulang kembali
penyampaian kebijakan Anda.
q
Dokumentasikan
penyelidikan secara hati-hati dan selengkapnya, juga terhadap tindakan
disipliner yang dijatuhkan, dan semua tindakan perbaikan yang diambil.
q
Lakukan
wawancara tindak-lanjut dengan pihak-pihak yang terlibat untuk memberitahu
mereka mengenai tindakan yang diambil oleh perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar